Rabu, 17 Juni 2015

MENUMBUHKAN KEGIATAN BELAJAR SISWA DENGAN METODE MENGAJAR AGAR TERCIPTANYA INTERAKSI EDUKATIF



MENUMBUHKAN KEGIATAN BELAJAR SISWA DENGAN METODE MENGAJAR AGAR TERCIPTANYA INTERAKSI EDUKATIF
OLEH : TITIN TRIANA SH MH
GURU SMA PGRI TEMBILAHAN  INHIL RIAU

Pendahuluan
     Cita-cita luhur yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, “Mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”, memberikan tempat utama kepada peranan pendidikan di negara Indonesia. Berbicara tentang pendidikan sudah tentu tidak dapat melupakan salah satu unsur pokok dalam pendidikan yaitu GURU.
     Pendidikan pada dasarnya mempunyai tujuan yang hakiki yaitu untuk menyadarkan manusia agar mengenal dirinya, bahwa manusia adalah subyek. Pada saat ini peranan pendidikan sangatlah mendasar, dan perlu dipahami bahwa peranan guru sangat penting.
     Jasa guru sesungguhnya tak dapat dinilai dengan materi atau kebendaan. Mereka adalah pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa. Guru telah bekerja dengan penuh pengabdian dan kesadaran. Guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada para anak didik tetapi juga melaksanakan pembinaan terus-menerus secara fisik maupun mental. Mereka tak pernah mengharapkan imbalan jasa apa pun dari anak-anak didik. Guru akan selalu merasa bangga dan berbahagia apabila dapat membina dan mengarahkan siswanya untuk menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.
     Kita menyadari betapa penting peranan guru, namun tidak semua orang dapat menghargai guru sebagaimana mestinya. Mendidik adalah memberikan contoh, guru harus menjadi teladan bagi siswa-siswanya sehingga ia harus selalu menjaga tingkah laku serta budi bahasa. Guru memang pribadi yang berjiwa luhur dan bekerja penuh pengabdian. Mereka terus-menerus memberikan jasa-jasa tanpa mengharapkan imbalan dari siswa-siswanya.
    Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik,membimbing,mengajar dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integrative yang tidak dapat dipisahkan dengan yang lain. Guru harus memiliki kemampuan keempat-empatnya secara paripurna,namun dalam kenyataannya praktik di lapangan,keempat hal tersebut harus menjadi satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan.
     Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang arus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Dalam hal ini guru harus menguasai materi yang akan diajarkan,menguasai penggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar, dan menentukan alat evaluasi pendidikan yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa,aspek-aspek manajemen kelas, dan dasar-dasar kependidikan.
     Sebagai pembimbing, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk dapat membimbing siswa,memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat menepikan factor-faktor internal dan factor eksternal yang akan mengganggu proses pembelajaran di dalam dan diluar sekolah, serta memberikan arah dan pembinaan karir siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.
     Sebagai pelatih,guru harus memberikan sebanyak mungkin kesempatan bagi siswa untuk dapat menerapkan konsepsi atau teori ke dalam praktik yang akan digunakan langsung dalam kehidupan. Dalam aspek ini guru perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa agar siswa memperoleh pengalaman belajar yang sebanyak-banyaknya,khususnya untuk mempraktikkan berbagai jenis ketrampilan yang mereka butuhkan.
     Di sisi lain guru sering dicitrakan memiliki peran ganda yang dikenal sebagai educator,manager,administrator,supervisor,leader,innovator,mativator,dinamisator,evaluasitor dan facilitator.
     Sebagai educator merupakan peran yang pertama dan utama,khususnya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD,SMP). Peran ini lebih tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai role model,memberikan contoh dalam hal sikal dan perilaku membentuk kepribadian peserta didik.
     Sebagai manager, pendidik memiliki peran untuk menegakkan ketentuan dan tata tertib yang telah disepakati bersama di sekolah memberikan arahan atau rambu-rambu ketentuan agar tata tertib sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh warga sekolah.
     Sebagai administrator, guru memiliki peran untuk melaksanakan administrasi sekolah seperti buku prestasi siswa,buku daftar nilai,buku rapor,administrasi kurikulum,dan adminstrasi penilaian. Secara adminstratif para guru memiliki rencana mengajar,program semester dan program tahunan, dan menyampaikan laporan pendidikan kepada orang tua siswa dan masyarakat.
     Sebagai supervisor terkait dengan pemberian bimbingan dan pengawasan kepada peserta didik,memahami permasalahan yang dihadapi peserta didik,menemukan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran dan akhirnya memberikan jalan keluar pemecahan masalahnya.
     Peran sebagai leader bagi guru lebih tepat dibandingankan peran sebagai manager, karena manager bersifat kaku terhadap ketentuan yang ada. Dari aspek penegakan disiplin, misal guru menekankan disiplin mati. Sementara sebagai leader lebih memberikan kebebasan secara bertanggung jawab kepada peserta didik. Disiplin yang ditegakkan oleh guru dari peran sebagai leader ini adalah disiplin hidup.
     Dalam melaksanakan peran sebagai innovator, seorang guru harus memiliki kemauan belajar yang cukup tinggi untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan sebagai guru. Tanpa adanya semangat belajar yang tinggi,mustahil guru dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang bemanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
     Adapun sebaga motivator terkait dengan peran sebagai educator dan supervisor. Untuk meningkatkan semangat dan gairah belajar yang tinggi,siswa perlu memiliki motivasi yang tinggi,baik motivasi dari dalam dirinya sendiri (interinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang utamanya berasal dari gurunya.
    Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing,sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Dan karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
     Proses belajar mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian. Masing-masing metode ada kelemaan serta keuntungannya. Tugas guru untuk memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar  dan kegiatan belajar mengajar.
a.      Metode Ceramah
Adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode ini yaitu :
1.      Menetapkan apakah metode ceramah wajar digunakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.       Tujuan yang hendak dicapai.
b.      Bahan yang akan diajarkan termasuk buku sumbernya yang tersedia.
c.       Alat,fasilitas,waktu yang tersedia.
d.      Jumlah siswa beserta taraf kemampuannya.
e.       Kemampuan guru dalam penguasaan materi dan kemampuan berbicara.
f.       Pemilihan metode mengajar lainnya sebagai metode bantu.
g.      Situasi pada waktu itu.
2.      Langkah-lankah menggunakan metode ceramah. Pada umumnya tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni persiapan/perencanaan,pelaksanaan dan kesimpulan. Langkah-langkah metode ceramah yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a.       Tahap persiapan,artinya tahap guru untuk mencipatakn kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai.
b.      Tahap penyajian,artinya tiap guru menyampaikan bahan ceramah.
c.       Tahap asosiasi (komparasi), artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya. Untuk itu pada tahap ini diberikan/disediakan Tanya jawab dan diskusi.
d.      Tahap generalisasi atau kesimpulan. Pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah,umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan.
e.       Tahap aplikasi/evaluasi. Tahap terakhir ini,diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru. Evaluasi bisa dalam bentuk lisan,tulisan,tugas dan lain-lain.
Metode ini akan berhasil bila didukung/dibantu oleh metode-metode yang lain,misalnya Tanya jawab,tugas,latihan dan lain-lain.
Metode ceramah ini wajar digunakan apabila :
a.       Ingin mengajarkan topic baru.
b.      Tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa.
c.       Menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak.

b.      Metode Tanya Jawab
     Adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffie sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbale balik secara langsung antara guru dengan siswa.
    Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode Tanya jawab ini antara lain :
1.      Tujuan yang akan dicapai dari metode Tanya jawab,antara lain :
a.       Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa.
b.      Untuk merangsang siswa berpikir.
c.       Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
2.      Jenis pertanyaan. Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran.
a.       Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa,kapan, dimana, berapa dan yang sejeninya.
b.      Pertanyaan pikiran,dimaksudkan untuk mengetahui  sampai sejauh mana berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalaan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa,bagaimana.
3.      Tehnik mengajukan pertanyaan. Berhasil tidaknya metode Tanya jawab,sangat bergantung kepada tehnik guru dalam mengajukan pertanyaannya.
Hal pokok yang harus diperhatikan antara lain :
a.       Perumusan pertanyaan harus jelas dan terbatas,sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan pada siswa.
b.      Pertanyaan hendaknya diajukan pada kelas sebelum menunjuk siswa untuk menjawabnya.
c.       Beri kesempatan/waktu pada siswa untuk memikirkannya.
d.      Hargailah pendapat/pertanyaan dari siswa.
e.       Distribusi atau pemberian pertanyaan harus merata.
f.       Buatlah ringkasan hasil Tanya jawab,sehingga memperoleh pengetahuan secara sistematis.
Metode Tanya jawab biasanya dipergunakan apabila :
a.       Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
b.      Ingin membangkitkan siswa belajar.
c.       Tidak terlalu banyak siswa.
d.      Sebagai selingan metode ceramah.
c.       Metode Diskusi
Diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi,pendapat dan unsure-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jela dan lebih teliti tentang sesuatu,atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Oleh karena itu diskusi bukan debat,karena debat adalah perang mulut;orang beradu argumentasi,beradu paham,dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama. Dengan sumbangan tiap orang, kelompok diharapkan akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain,langkah demi langkah sampai kepada paham terakhir sebagai hasil karya bersama. Dilihat dari pesertanya diskusi dibedakan;
1.      Ada yang terdiri atas beberapa orang saja (sekelompok orang) mislnya debat,reaksi lingkaran,diskusi kelas dan lain-lain yang sejenisnya.
2.      Ada diskusi yang sifatnya melibatkan sejumlah massa (banyak orang) sehingga disebut metode interaksi massa, misalnya seminar,workshop,panel,forum,symposium.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi adalah :
1.      Persiapan/perencanaan diskusi;
a.       Tujuan diskusi harus jelas,agar pengarahan diskusi lebih terjamin.
b.      Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu,dan jumlahnya disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.
c.       Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas.
d.      Waktu dan tempat diskusi harus tepat,sehingga tidak akan berlarut-larut.
2.      Pelaksanaan diskusi :
a.       Membuat struktur kelompok (pimpinan,sekretaris,anggota).
b.      Membagi-bagi tugas dalam diskusi.
c.       Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi.
d.      Mencatat ide-ide/saran-saran yang penting.
e.       Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta.
f.       Menciptakan situasi yang menyenangkan.
3.      Tindak lanjut diskusi :
a.       Membuat hasil-hasil/kesimpulan dari dikusi.
b.      Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya.
c.       Membuat penilian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang.
Yang perlu diperhatikan ,berhasil tidaknya diskusi banyak bergantung pada factor :
-          Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi.
-          Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang dirumuskan.
-          Partisipasi dari setiap anggota.
-          Terciptanya situasi yang merangsang jalannya diskusi.
-          Mengusahakan masalahnya supaya cukup problematic dan merangsang siswa berpikir. Biasanya masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan pikiran.

d.      Metode Tugas Belajar dan Resitasi
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah,tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah,disekolah,diperpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangasang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Tugas dapat diberikan secara individual,atau berkelompok.
1.      Jenis-jenis tugas.
Tugas sangat banyak macamnya bergantung pada tujuan yang akan dicapai,seperti tugas menyusun laporan (lisan/tulisan),tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di laboratorium dan lain-lain.

2.      Langkah-langkah menggunakan metode tugas/resitasi.
a.       Fase pemberian tugas.
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
-          Tujuan yang akan dicapai.
-          Jenis tugas yang jelas dan tepat ehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
-          Sesuai dengan kemampuan siswa.
-          Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
-          Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b.      Langkah pelaksanaan tugas :
-          Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
-          Diberikan dorongan sehingga siswa mau bekerja.
-          Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri,tidak menyuruh orang lain.
-          Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c.       Fase mempertanggungjawabkan tugas.
Hal yang harus dikerjakan pada fase ini.
-          Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
-          Ada Tanya jawab/diskusi kelas.
-          Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.

e.Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) terendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
1.      Dasar pengelompokan.
Kelompok bisa dibuat berdasarkan :
a.       Perbedaan individual dalam kemampuan belajar,teruutama bila kelas itu sifatnya heterogin dalam belajar.
b.      Perbedaan minat belajar dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat yang sama.
c.       Pengelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan diberikan.
d.      Pengelompokkan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa, yang tinggal dalam satu wilayah dikelompokkan dalam satu kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja.
e.       Pengelompokkan secara random atau dilotre,tidak melihat factor-faktor lain.
f.       Pengelompokkan atas dasar jenis kelamin,ada kelompok pria dan kelompok wanita.
Sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogin,baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang kurang baik).
2.      Jenis kelompok
Kalau dilihat dari segi proses kerjanya maka kerja kelompok ada 2 macam yaitu kelompok :
a.       Jangka pendek artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada saat itu saja, jadi sifatnya incidental.
b.      Kelompok jangka panjang,artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada sat itu saja,mungkin berlaku untuk satu periode tertetu sesuai dengan tugas/masalah yang akan dipecahkan.
3.      Petunjuk pelaksanaan bekerja dalam kelompok
Untuk mencapai hasil yang baik,maka factor yang harus diperhatikan ialah :
a.       Perlu adanya motof (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.
b.      Pemecahan masalah dapat dipandang,sebagai satu unit dipecahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual,hal ini bergantung kepada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan.
c.       Persaingan yang sehat antarkelompok biasanya mendorong siswa untuk belajar.
d.      Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok.

f.Metode Demonstrasi dan Eksperimen
     Demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif,sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta(data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
      Dalam pelaksanaanya demonstrasi dan eksperimen dapat digabungkan,artinya demonstrasi dulu lalu diikuti dengan eksperimen.
     Kedua metode ini digunakan bila siswa bermaksud mengetahui tentang :
-          Bagaimana proses mengaturnya?
-          Bagaimana proses membuatnya?
-          Bagaimana proses bekerjanya ?
-          Bagaimana proses menggunakannya?
-          Bagaimana proses mengetahui kebenaranya?
-          Terdiri dari apa?
-          Cara mana  yang paling baik?
Petunjuk penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen.
1.      Persiapan/perencanaan.
a.       Tetapkan tujuan demonstrasi dan eksperimen.
b.      Tetapkan langkah-langkah pokok demonstrasi dan eksperimen.
c.       Siapkan alat-alat yang diperlukan.
2.      Pelaksanaan demonstrasi dan eksperimen.
a.       Usahakan demonstrasi dan eksperimen dapat diikuti,diamati oleh seluruh kelas.
b.      Tumbuhkan sikap kritis pada siswa sehingga terdapat Tanya jawab, dan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan.
c.       Beri kesempatan setiap siswa mencoba sehingga siswa merasa yakin tentang kebenaran suatu proses.
d.      Buatlah penilaian dari kegiatan siswa,dalam eksperimen tersebut.
3.      Tindak lanjut demontrasi dan eksperimen
Setelah demonstrasi dan eksperimen selesai,berikanlah tugas kepada siswa baik secara tertulis maupun secara tertulis maupun secara lisan,misalnya membuat karangan laporan dan lain-lain. Dengan demikian dapat menilai sejauh mana hasil demonstrasi dan eksperimen dipahami mahasiswa.

g.      Metode Sosiodrama (role-playing).
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
1.      Tujuan sosiodrama
Tujuan yang diharapkan dengan sosidrama antara lain ialah :
a.       Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b.      Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c.       Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.
d.      Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
2.      Petunjuk menggunakannya :
a.       Tetapkan dahulu masalah-masalah social yang menarik perhatian siswa untuk dibahas.
b.      Ceritakan kepada kelas mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.
c.       Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya di depan kelas.
d.      Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama sedang berlangusung.
e.       Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum mereka memainkan perannya.
f.       Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.
g.      Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah persoalan yang ada pada soiodrama tersebut.
h.      Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut.

h.Metode Problem Solving
     Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metoden lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Langkah-langkah metode ini :
a.       Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b.      Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku,meneliti,bertanya,berdiskusi dan lain-lain.
c.       Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh,pada langkah kedua diatas.
d.      Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti,demonstrasi,tugas, diskusi dan lain-lain.
e.       Menarik kesimpulan, artinya siswa harus sampai kepada-kepada terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Catatan : Metode problem solving akan melibatkan banyak kegiatan sendiri dengan bimbingan dari pada pengajar.

i.        Metode Sistem Regu (team teaching)
     Team teaching pada dasarnya ialah metode mengajar,dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi kelas dihadapi beberapa guru.
     System regu banyak macamnya,sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja,tetapi dapat melibatkan orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang kita butuhkan.
     Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode ini ialah :
a.       Harus adanya program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut,sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing guru dalam team tersebut.
b.      Membagi tugas tiap topic kepada guru tersebut,sehingga masalah bimbingan pada siswa terarah dengan baik.
c.       Setiap anggota dalam satu regu harus memiliki pandangan/pengertian yang sama.
d.      Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidakhadiran seorang guru anggota team tersebut.

j.        Metode Latihan (drill)
     Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari.
     Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir,maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran metode ini.
a.       Latihan,wajar digunakan untuk hal-hal yang  bersifat motorik,seperti menulis,permainan,pembuatan dan lain-lain.
b.      Untuk melatih kecakapan mental,misalnya perhitungan pengunaan rumus-rumus dan lain-lain.
c.       Untuk melatih hubungan,tanggapan,seperti penggunaan bahasa,grafik,simbul peta dan lain-lain.

Perinsip dan petunjuk menggunakan metode ini :
a.       Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
b.      Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis,mula-mula kurang berhasil lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.
c.       Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.
d.      Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
e.       Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.

k.      Metode Karyawisata (Field-trip).
     Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
     Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.
Langkah-langkah pokok dalam metode ini :
1.      Perencanaan karyawisata.
a.       Merumuskan tujuan karyawisata.
b.      Menetapkan objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
c.       Menetapkan lamanya karyawisata.
d.      Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata.
e.       Merencanakan perlengkapan belajar yang harus diserahkan.
2.      Langkah pelaksanaan karyawisata
Dalam fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarakan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan diatas.
3.      Tindak lanjut.
Pada akhir karyawisata siswa haru diminta laporannya baik lisan maupun tertulis, yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.

l.        Metode Resource Person (manusia sumber)
     Metode resource person dimaksudkan ialah orang luar (bukan guru) memberikan pelajaran kepada siswa. Orang luar ini diharapkan memiliki keahlian khusus,misalnya : Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian diminta untuk memberikan penjelasan tentang Pasca Usaha Tani di depan kelas. Bisa juga siswa mengunjungi ke tempat resourch person. Tapi bisa pula sebaliknya,yakni resource person diundang ke sekolah,cara ini disebut reourch-visitor.
     Petunjuk menggunakannya :
1.      Persiapan
Beberapa hal yang harus diperhatikan ialah : Tujuan yang akan dicapai dengan adanya resource person,orang yang akan dijadikan resource,materi apa yang akan diminta diajarkan kepada siswa,berapa lama ia akan mengajar dan lain-lain.
2.      Pelaksanaan resource person mengajar
Dalam pelaksanaan ini perlu diperhatikan kegiatan belajar siswa seperti Tanya jawab,diskusi,antar siswa dengan resource tadi.

m.    Metode Survei Masyarakat
     Pada dasarnya survey berarti cara untuk memperoleh informasi atau keterangan dari sejumlah unit tertentu dengan jalan observasi dan komunikasi langsung. Masalah-masalah yang dipelajari dalam survey ialah masalah-masalah dalam kehidupan social. Untuk mempelajari masalah-masalah social atau masalah yang terjadi pada masyarakat dapat digunakan observasi dan wawancara.
     Observasi adalah pengamatan terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari obyek yang diselidiki baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dibedakan; observasi langsung dan tidak langsung (menggunakan alat).
     Wawancara adalah komunikasi langsung antara pewawancara dengan yang diwawancara untuk mengungkap persoalan yang diinginkan. Wawancara dilakukan dalam situasi yang bebas penuh keakraban sehingga yang diwawancara dapat mengemukakan pendapatnya secara bebas dan perasaan senang.

n.      Metode Simulasi
     Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya.
     Simulasi sebagai metode mengajar bertujuan untuk :
a.       Melatih ketrampilan tertentu baik bersifat professional maupun bagi kehidupan sehari-hari.
b.      Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau perinsip.
c.       Melatih memecahkan masalah.
d.      Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya.
e.       Memberikan motivasi belajar kepada siswa.
f.       Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok.
g.      Menumbuhkan daya kreatif siswa.
h.      Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Bentuk simulasi
Peer teaching, yaitu latihan mengajar yang dilakukan  oleh siswa kepada teman-teman calon guru.
Sosiodrama yaitu bermain peranan yang ditujukan untuk menentukan alternative pemecahan masalah social.
Tujuan sosiodrama agar siswa dapat menghargai dan menghayati perasaan orang lain,memupuk rasa tanggung jawab pada diri siswa.
Psikodrama yaitu bermain peranan yang ditujukan agar siswa memperoleh (pemahaman) yang lebih baik tentang dirinya,dapat menemukan konsep sendiri dan dapat menyatakan reaksinya terhadap tekanan yang menimpa dirinya. Dengan demikian psikodrama dilakukan untuk maksud terapi;(masalah yang bersifat psikologis).
Simulasi game yaitu bermain peranan; para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan memenuhi peraturan yang ditetapkan.
Role Playing yaitu bermain peranan yang ditujukan untuk mengkreasi kembali peristiwa masa lampau,mengkreasi kemungkinan masa depan,mengekspose kejadian masa kini dan sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan simulasi :
-          Guru menentukan topic dan tujuan simulasi (akan lebih baik jika dipilih bersama siswa),
-          Guru memberi gambaran garis besar situasi yang akan disimulasikan.
-          Guru membentuk kelompok,peranan,ruangan,materi dan alat yang diperlukan,
-          Guru memilih pemain  (pemegang) peranan,
-          Guru memberi penjelasan kepada kelompok dan pemain peranan tentang hal-hal yang harus dilakukan.
-          Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang berkenaan dengan simulasi.
-          Guru memberi kesempatan kepada kelompok dan pemain peranan untuk menyiapakan diri.
-          Guru menetapkan waktu untuk melaksanakan simulasi.
-          Siswa melaksanakan simulasi guru mengawasi,memberi saran,untuk kelancaran simulasi.
-          Siswa secara berkelompok mendiskusikan hasil simulasi.
-          Siswa membuat kesimpulan hasil simulasi.

2.Praktek penggunaan metode mengajar
Dalam prakteknya metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar.
a.      Ceramah,Tanya Jawab dan Tugas
Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan,maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain. Oleh sebab itu setelah guru memberikan kesempatan kepada muridnya mengadakan Tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah.
Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan/materi yang telah disampaikan,maka pada tahap selanjuntnya siswa diberi tugas misalnya membuat kesimpulan/generalisasi hasil ceramah,mengerjakan pekerjaan rumah,diskusi dan lain-lain.

b.      Ceramah,Diskusi dan Tugas.
Penggunaan ketiga jenis metode mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan pemberian informasi kepada siswa tentang materi/bahan yang akan didiskusikan oleh siswa lalu memberikan masalah untuk didiskusikan,kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa.
Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan/informasi mengenai bahan yang akan dibahas dalam diskusi,sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada akhir kegiatan diskusi siswa diberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan saat itu juga. Maksudnya untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa melalui diskusi tersebut. Dengan demikian tugas ini sekaligus merupakan umpan balik bagi guru terhadap hasil diskusi yang dilakukan siswa.

c.       Ceramah,Demonstrasi dan Eksperimen
Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun yang didemonstrasikan baik oleh guru maupun oleh siswa tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif.
Dalam melaksanakan demonstrasi seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstrasikan (biasanya suatu proses),sehingga semua siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi tersebut dengan baik.
Metode eksperimen ialah metode yang siswanya mencoba mempraktekkan suatu proses tersebut,setelah melihat/menggamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator. Eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan kebenaran sesuatu,misalnya menguji suatu hipotesis.
Dalam pelaksanaanya,metode demonstrasi dan eksperimen dapat digabungkan,artinya setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti dengan eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan (ceramah).

d.      Ceramah,Sosiodrama dan Diskusi
Sebelum metode sosiodrama digunakan,terlebih dahulu harus diawali dengan penjelasan dari guru tentang situasi social yang akan didramatisasikan oleh para pelaku. Tanpa diberikan penjelasan tersebut, siswa tidak akan dapat melakukan peranannya dengan baik. Oleh sebab itu ceramah mengenai masalah social yang akan didemonstrasikan penting sekali dilaksanakan sebelum melakukan sosiodrama.
Sosiodrama adalah sandiwara tanpa script (naskah) tanpa latihan terlebih dahulu sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang didramatisasikan adalah mengenai situasi social. Sosiodrama akan menarik bila pada situasi yang sedang memuncak, kemudian dihentikan. Selanjutnya diadakan diskusi bagaimana jalan cerita seterusnya atau pemecahan masalah selanjutnya.

e.       Ceramah,Problem Solving dan Tugas
Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya timbul suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan masalah atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian akhiri dengan tugas-tugas,baik individu maupun tugas kelompok sehingga siswa melakukan tukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

f.       Ceramah,Demonstrasi dan Latihan.
Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari bahan yang dipelajarinya. Oleh sebab itu metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah latihan dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk memberi penjelasan pada siswa mengenai bentuk ketrampilan tertentu yang hendak dilakukannya.
Demonstrasi disini dimaksudkan untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu ketrampilan yang akan dipelajari siswa.
Disamping kombinasi diatas masih terbuka adanya kombinasi lain. Bahkan tidak mustahil kombinasi metode mengajar dapat dibuat untuk dua atau empat metode mengajar.

Kesimpulan
     Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan interaksi antara guru dengan siswa. Metode mengajar beraneka ragam jenisnya dan setiap metode mengajar ada kelemahan atau kelebihannya masing-masing.
      Dalam praktek mengajar mustahil hanya menggunakan satu metode mengajar. Kombinasi penggunaan dari beberapa metode mengajar merupakan keharusan dalam praktek mengajar.
     Kombinasi metode mengajar antara dua sampai tiga metode mengajar merupakan suatu keharusan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah sekalipun banyak kelemahannya tidak mungkin ditinggalkan, sebab ceramah diperlukan untuk menyampaiakan informasi melalui penuturan bahan secara verbal. Ceramah dapat digunakan pada awal kegiatan belajar-mengajar sebagai pengantar kegiatan dan pada akhir pelajaran sebagai penutup pelajaran,misalnya dalam mengumpulkan bahan pelajaran. Namun ceramah tidak wajar digunakan secara mandiri tanpa bantuan atau menggunakan metode mengajar lainnya.
     Dengan metode mengajar yang telah disampaikan diatas diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif, dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing,sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.
     Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Nana Sudjana, Sinar Baru Algensindo Bandung, 2009.
2.      Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Daniel Golman, Gramedia, Jakarta, 2001.
3.      Perkembangan Peserta Didik, H.Sunarto, Ny. B Agung Hartono, PT Renika Cipta, Jakarta, 2002.
4.      Psikologi Pendidikan, Suryabrata, CV Rajawali, Jakarta 1991.
5.      Psikologi Perkembangan, Hurlock, Erlangga, Jakarta 1990.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar