MENUMBUHKAN KEGIATAN
BELAJAR SISWA DENGAN METODE MENGAJAR AGAR TERCIPTANYA INTERAKSI EDUKATIF
OLEH : TITIN TRIANA SH
MH
GURU SMA PGRI
TEMBILAHAN INHIL RIAU
Pendahuluan
Cita-cita luhur yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, “Mencerdaskan kehidupan bangsa serta
mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”, memberikan tempat
utama kepada peranan pendidikan di negara Indonesia. Berbicara tentang
pendidikan sudah tentu tidak dapat melupakan salah satu unsur pokok dalam
pendidikan yaitu GURU.
Pendidikan pada dasarnya mempunyai tujuan
yang hakiki yaitu untuk menyadarkan manusia agar mengenal dirinya, bahwa
manusia adalah subyek. Pada saat ini peranan pendidikan sangatlah mendasar, dan
perlu dipahami bahwa peranan guru sangat penting.
Jasa guru sesungguhnya tak dapat dinilai
dengan materi atau kebendaan. Mereka adalah pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa.
Guru telah bekerja dengan penuh pengabdian dan kesadaran. Guru tidak hanya
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada para anak didik tetapi juga melaksanakan
pembinaan terus-menerus secara fisik maupun mental. Mereka tak pernah
mengharapkan imbalan jasa apa pun dari anak-anak didik. Guru akan selalu merasa
bangga dan berbahagia apabila dapat membina dan mengarahkan siswanya untuk
menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Kita menyadari betapa penting peranan
guru, namun tidak semua orang dapat menghargai guru sebagaimana mestinya.
Mendidik adalah memberikan contoh, guru harus menjadi teladan bagi
siswa-siswanya sehingga ia harus selalu menjaga tingkah laku serta budi bahasa.
Guru memang pribadi yang berjiwa luhur dan bekerja penuh pengabdian. Mereka
terus-menerus memberikan jasa-jasa tanpa mengharapkan imbalan dari
siswa-siswanya.
Status guru mempunyai implikasi terhadap
peran dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan
peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik,membimbing,mengajar
dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integrative yang
tidak dapat dipisahkan dengan yang lain. Guru harus memiliki kemampuan
keempat-empatnya secara paripurna,namun dalam kenyataannya praktik di
lapangan,keempat hal tersebut harus menjadi satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisahkan.
Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki
pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang arus diampu untuk ditransfer kepada
siswa. Dalam hal ini guru harus menguasai materi yang akan diajarkan,menguasai
penggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan
bahan ajar, dan menentukan alat evaluasi pendidikan yang akan digunakan untuk
menilai hasil belajar siswa,aspek-aspek manajemen kelas, dan dasar-dasar kependidikan.
Sebagai pembimbing, guru juga perlu
memiliki kemampuan untuk dapat membimbing siswa,memberikan dorongan psikologis
agar siswa dapat menepikan factor-faktor internal dan factor eksternal yang
akan mengganggu proses pembelajaran di dalam dan diluar sekolah, serta
memberikan arah dan pembinaan karir siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan
siswa.
Sebagai pelatih,guru harus memberikan sebanyak
mungkin kesempatan bagi siswa untuk dapat menerapkan konsepsi atau teori ke
dalam praktik yang akan digunakan langsung dalam kehidupan. Dalam aspek ini
guru perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa agar siswa
memperoleh pengalaman belajar yang sebanyak-banyaknya,khususnya untuk
mempraktikkan berbagai jenis ketrampilan yang mereka butuhkan.
Di
sisi lain guru sering dicitrakan memiliki peran ganda yang dikenal sebagai
educator,manager,administrator,supervisor,leader,innovator,mativator,dinamisator,evaluasitor
dan facilitator.
Sebagai educator merupakan peran yang
pertama dan utama,khususnya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
(SD,SMP). Peran ini lebih tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai
role model,memberikan contoh dalam hal sikal dan perilaku membentuk kepribadian
peserta didik.
Sebagai manager, pendidik memiliki peran
untuk menegakkan ketentuan dan tata tertib yang telah disepakati bersama di
sekolah memberikan arahan atau rambu-rambu ketentuan agar tata tertib sekolah
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh warga sekolah.
Sebagai administrator, guru memiliki peran
untuk melaksanakan administrasi sekolah seperti buku prestasi siswa,buku daftar
nilai,buku rapor,administrasi kurikulum,dan adminstrasi penilaian. Secara
adminstratif para guru memiliki rencana mengajar,program semester dan program
tahunan, dan menyampaikan laporan pendidikan kepada orang tua siswa dan
masyarakat.
Sebagai supervisor terkait dengan
pemberian bimbingan dan pengawasan kepada peserta didik,memahami permasalahan
yang dihadapi peserta didik,menemukan permasalahan yang terkait dengan proses
pembelajaran dan akhirnya memberikan jalan keluar pemecahan masalahnya.
Peran sebagai leader bagi guru lebih tepat
dibandingankan peran sebagai manager, karena manager bersifat kaku terhadap
ketentuan yang ada. Dari aspek penegakan disiplin, misal guru menekankan
disiplin mati. Sementara sebagai leader lebih memberikan kebebasan secara
bertanggung jawab kepada peserta didik. Disiplin yang ditegakkan oleh guru dari
peran sebagai leader ini adalah disiplin hidup.
Dalam melaksanakan peran sebagai
innovator, seorang guru harus memiliki kemauan belajar yang cukup tinggi untuk
menambah pengetahuan dan ketrampilan sebagai guru. Tanpa adanya semangat
belajar yang tinggi,mustahil guru dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang
bemanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Adapun sebaga motivator terkait dengan
peran sebagai educator dan supervisor. Untuk meningkatkan semangat dan gairah
belajar yang tinggi,siswa perlu memiliki motivasi yang tinggi,baik motivasi
dari dalam dirinya sendiri (interinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang
utamanya berasal dari gurunya.
Metode mengajar ialah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Peranan metode mengajar sebagai alat untuk
menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dalam
interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing,sedangkan siswa
berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan
berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Dan karenanya
metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa.
Proses belajar mengajar yang baik,
hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian.
Masing-masing metode ada kelemaan serta keuntungannya. Tugas guru untuk memilih
berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar dan kegiatan belajar mengajar.
a.
Metode
Ceramah
Adalah
penuturan bahan pelajaran secara lisan. Ada dua hal yang harus diperhatikan
dalam penggunaan metode ini yaitu :
1. Menetapkan
apakah metode ceramah wajar digunakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Tujuan
yang hendak dicapai.
b. Bahan
yang akan diajarkan termasuk buku sumbernya yang tersedia.
c. Alat,fasilitas,waktu
yang tersedia.
d. Jumlah
siswa beserta taraf kemampuannya.
e. Kemampuan
guru dalam penguasaan materi dan kemampuan berbicara.
f. Pemilihan
metode mengajar lainnya sebagai metode bantu.
g. Situasi
pada waktu itu.
2. Langkah-lankah
menggunakan metode ceramah. Pada umumnya tiga langkah pokok yang harus
diperhatikan, yakni persiapan/perencanaan,pelaksanaan dan kesimpulan.
Langkah-langkah metode ceramah yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Tahap
persiapan,artinya tahap guru untuk mencipatakn kondisi belajar yang baik
sebelum mengajar dimulai.
b. Tahap
penyajian,artinya tiap guru menyampaikan bahan ceramah.
c. Tahap
asosiasi (komparasi), artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya. Untuk itu
pada tahap ini diberikan/disediakan Tanya jawab dan diskusi.
d. Tahap
generalisasi atau kesimpulan. Pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil
ceramah,umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan.
e. Tahap
aplikasi/evaluasi. Tahap terakhir ini,diadakan penilaian terhadap pemahaman
siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru. Evaluasi bisa dalam bentuk
lisan,tulisan,tugas dan lain-lain.
Metode
ini akan berhasil bila didukung/dibantu oleh metode-metode yang lain,misalnya
Tanya jawab,tugas,latihan dan lain-lain.
Metode
ceramah ini wajar digunakan apabila :
a. Ingin
mengajarkan topic baru.
b. Tidak
ada sumber bahan pelajaran pada siswa.
c. Menghadapi
sejumlah siswa yang cukup banyak.
b.
Metode
Tanya Jawab
Adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffie sebab pada saat
yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab
atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya
hubungan timbale balik secara langsung antara guru dengan siswa.
Beberapa
hal yang penting diperhatikan dalam metode Tanya jawab ini antara lain :
1. Tujuan
yang akan dicapai dari metode Tanya jawab,antara lain :
a. Untuk
mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa.
b. Untuk
merangsang siswa berpikir.
c. Memberi
kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
2. Jenis
pertanyaan. Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan yakni
pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran.
a. Pertanyaan
ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah
tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa,kapan, dimana,
berapa dan yang sejeninya.
b. Pertanyaan
pikiran,dimaksudkan untuk mengetahui
sampai sejauh mana berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalaan.
Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa,bagaimana.
3. Tehnik
mengajukan pertanyaan. Berhasil tidaknya metode Tanya jawab,sangat bergantung
kepada tehnik guru dalam mengajukan pertanyaannya.
Hal
pokok yang harus diperhatikan antara lain :
a. Perumusan
pertanyaan harus jelas dan terbatas,sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan
pada siswa.
b. Pertanyaan
hendaknya diajukan pada kelas sebelum menunjuk siswa untuk menjawabnya.
c. Beri
kesempatan/waktu pada siswa untuk memikirkannya.
d. Hargailah
pendapat/pertanyaan dari siswa.
e. Distribusi
atau pemberian pertanyaan harus merata.
f. Buatlah
ringkasan hasil Tanya jawab,sehingga memperoleh pengetahuan secara sistematis.
Metode
Tanya jawab biasanya dipergunakan apabila :
a. Bermaksud
mengulang bahan pelajaran.
b. Ingin
membangkitkan siswa belajar.
c. Tidak
terlalu banyak siswa.
d. Sebagai
selingan metode ceramah.
c.
Metode
Diskusi
Diskusi
pada dasarnya ialah tukar menukar informasi,pendapat dan unsure-unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang
lebih jela dan lebih teliti tentang sesuatu,atau untuk mempersiapkan dan
merampungkan keputusan bersama. Oleh karena itu diskusi bukan debat,karena
debat adalah perang mulut;orang beradu argumentasi,beradu paham,dan kemampuan
persuasi untuk memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi tiap orang
diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham
yang dibina bersama. Dengan sumbangan tiap orang, kelompok diharapkan akan maju
dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain,langkah demi langkah sampai kepada
paham terakhir sebagai hasil karya bersama. Dilihat dari pesertanya diskusi dibedakan;
1. Ada
yang terdiri atas beberapa orang saja (sekelompok orang) mislnya debat,reaksi
lingkaran,diskusi kelas dan lain-lain yang sejenisnya.
2. Ada
diskusi yang sifatnya melibatkan sejumlah massa (banyak orang) sehingga disebut
metode interaksi massa, misalnya seminar,workshop,panel,forum,symposium.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi adalah :
1. Persiapan/perencanaan
diskusi;
a. Tujuan
diskusi harus jelas,agar pengarahan diskusi lebih terjamin.
b. Peserta
diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu,dan jumlahnya disesuaikan dengan
sifat diskusi itu sendiri.
c. Penentuan
dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas.
d. Waktu
dan tempat diskusi harus tepat,sehingga tidak akan berlarut-larut.
2. Pelaksanaan
diskusi :
a. Membuat
struktur kelompok (pimpinan,sekretaris,anggota).
b. Membagi-bagi
tugas dalam diskusi.
c. Merangsang
seluruh peserta untuk berpartisipasi.
d. Mencatat
ide-ide/saran-saran yang penting.
e. Menghargai
setiap pendapat yang diajukan peserta.
f. Menciptakan
situasi yang menyenangkan.
3. Tindak
lanjut diskusi :
a. Membuat
hasil-hasil/kesimpulan dari dikusi.
b. Membacakan
kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya.
c. Membuat
penilian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan
pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang.
Yang
perlu diperhatikan ,berhasil tidaknya diskusi banyak bergantung pada factor :
-
Kepandaian dan
kelincahan pimpinan diskusi.
-
Jelas tidaknya masalah
dan tujuan yang dirumuskan.
-
Partisipasi dari setiap
anggota.
-
Terciptanya situasi yang
merangsang jalannya diskusi.
-
Mengusahakan masalahnya
supaya cukup problematic dan merangsang siswa berpikir. Biasanya masalah
tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan pikiran.
d.
Metode
Tugas Belajar dan Resitasi
Tugas
dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah,tetapi jauh lebih luas dari itu.
Tugas bisa dilaksanakan di rumah,disekolah,diperpustakaan, dan di tempat
lainnya. Tugas dan resitasi merangasang anak untuk aktif belajar baik secara
individual maupun secara kelompok. Tugas dapat diberikan secara individual,atau
berkelompok.
1. Jenis-jenis
tugas.
Tugas
sangat banyak macamnya bergantung pada tujuan yang akan dicapai,seperti tugas
menyusun laporan (lisan/tulisan),tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di
laboratorium dan lain-lain.
2. Langkah-langkah
menggunakan metode tugas/resitasi.
a. Fase
pemberian tugas.
Tugas yang
diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
-
Tujuan yang akan
dicapai.
-
Jenis tugas yang jelas
dan tepat ehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
-
Sesuai dengan kemampuan
siswa.
-
Ada petunjuk/sumber
yang dapat membantu pekerjaan siswa.
-
Sediakan waktu yang
cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b. Langkah
pelaksanaan tugas :
-
Diberikan
bimbingan/pengawasan oleh guru.
-
Diberikan dorongan
sehingga siswa mau bekerja.
-
Diusahakan/dikerjakan
oleh siswa sendiri,tidak menyuruh orang lain.
-
Dianjurkan agar siswa
mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c. Fase
mempertanggungjawabkan tugas.
Hal yang harus
dikerjakan pada fase ini.
-
Laporan siswa baik
lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
-
Ada Tanya jawab/diskusi
kelas.
-
Penilaian hasil
pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang
disebut resitasi.
e.Metode Kerja Kelompok
Metode
kerja kelompok bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa
dalam suatu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) terendiri ataupun
dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
1. Dasar
pengelompokan.
Kelompok
bisa dibuat berdasarkan :
a. Perbedaan
individual dalam kemampuan belajar,teruutama bila kelas itu sifatnya heterogin
dalam belajar.
b. Perbedaan
minat belajar dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat yang
sama.
c. Pengelompokkan
berdasarkan jenis pekerjaan yang akan diberikan.
d. Pengelompokkan
atas dasar wilayah tempat tinggal siswa, yang tinggal dalam satu wilayah
dikelompokkan dalam satu kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja.
e. Pengelompokkan
secara random atau dilotre,tidak melihat factor-faktor lain.
f. Pengelompokkan
atas dasar jenis kelamin,ada kelompok pria dan kelompok wanita.
Sebaiknya
kelompok menggambarkan yang heterogin,baik dari segi kemampuan belajar maupun
jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompok-kelompok tersebut tidak berat
sebelah (ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang kurang baik).
2. Jenis
kelompok
Kalau
dilihat dari segi proses kerjanya maka kerja kelompok ada 2 macam yaitu
kelompok :
a. Jangka
pendek artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada
saat itu saja, jadi sifatnya incidental.
b. Kelompok
jangka panjang,artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada sat itu
saja,mungkin berlaku untuk satu periode tertetu sesuai dengan tugas/masalah
yang akan dipecahkan.
3. Petunjuk
pelaksanaan bekerja dalam kelompok
Untuk
mencapai hasil yang baik,maka factor yang harus diperhatikan ialah :
a. Perlu
adanya motof (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.
b. Pemecahan
masalah dapat dipandang,sebagai satu unit dipecahkan bersama, atau masalah
dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual,hal ini bergantung
kepada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan.
c. Persaingan
yang sehat antarkelompok biasanya mendorong siswa untuk belajar.
d. Situasi
yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja
kelompok.
f.Metode Demonstrasi
dan Eksperimen
Demonstrasi dan eksperimen merupakan
metode mengajar yang sangat efektif,sebab membantu para siswa untuk mencari
jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta(data) yang benar. Demonstrasi
yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses
terjadinya sesuatu.
Dalam pelaksanaanya demonstrasi dan
eksperimen dapat digabungkan,artinya demonstrasi dulu lalu diikuti dengan
eksperimen.
Kedua metode ini digunakan bila siswa
bermaksud mengetahui tentang :
-
Bagaimana proses
mengaturnya?
-
Bagaimana proses
membuatnya?
-
Bagaimana proses
bekerjanya ?
-
Bagaimana proses
menggunakannya?
-
Bagaimana proses
mengetahui kebenaranya?
-
Terdiri dari apa?
-
Cara mana yang paling baik?
Petunjuk penggunaan metode demonstrasi dan
eksperimen.
1. Persiapan/perencanaan.
a. Tetapkan
tujuan demonstrasi dan eksperimen.
b. Tetapkan
langkah-langkah pokok demonstrasi dan eksperimen.
c. Siapkan
alat-alat yang diperlukan.
2. Pelaksanaan
demonstrasi dan eksperimen.
a. Usahakan
demonstrasi dan eksperimen dapat diikuti,diamati oleh seluruh kelas.
b. Tumbuhkan
sikap kritis pada siswa sehingga terdapat Tanya jawab, dan diskusi tentang
masalah yang didemonstrasikan.
c. Beri
kesempatan setiap siswa mencoba sehingga siswa merasa yakin tentang kebenaran
suatu proses.
d. Buatlah
penilaian dari kegiatan siswa,dalam eksperimen tersebut.
3. Tindak
lanjut demontrasi dan eksperimen
Setelah
demonstrasi dan eksperimen selesai,berikanlah tugas kepada siswa baik secara
tertulis maupun secara tertulis maupun secara lisan,misalnya membuat karangan
laporan dan lain-lain. Dengan demikian dapat menilai sejauh mana hasil
demonstrasi dan eksperimen dipahami mahasiswa.
g. Metode
Sosiodrama (role-playing).
Metode
sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam
pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan
tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
1. Tujuan
sosiodrama
Tujuan yang
diharapkan dengan sosidrama antara lain ialah :
a. Agar
siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat
belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c. Dapat
belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.
d. Merangsang
kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
2. Petunjuk
menggunakannya :
a. Tetapkan
dahulu masalah-masalah social yang menarik perhatian siswa untuk dibahas.
b. Ceritakan
kepada kelas mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.
c. Tetapkan
siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya di depan kelas.
d. Jelaskan
kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama sedang
berlangusung.
e. Beri
kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum mereka
memainkan perannya.
f. Akhiri
sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.
g. Akhiri
sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah persoalan
yang ada pada soiodrama tersebut.
h. Jangan
lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut.
h.Metode Problem
Solving
Metode
problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metoden lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.
Langkah-langkah
metode ini :
a. Adanya
masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai
dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari
data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku,meneliti,bertanya,berdiskusi dan
lain-lain.
c. Menetapkan
jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telah diperoleh,pada langkah kedua diatas.
d. Menguji
kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha
memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu
betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali
tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan
metode-metode lainnya seperti,demonstrasi,tugas, diskusi dan lain-lain.
e. Menarik
kesimpulan, artinya siswa harus sampai kepada-kepada terakhir tentang jawaban
dari masalah tadi.
Catatan
: Metode problem solving akan melibatkan banyak kegiatan sendiri dengan
bimbingan dari pada pengajar.
i.
Metode
Sistem Regu (team teaching)
Team teaching pada dasarnya ialah metode
mengajar,dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa.
Jadi kelas dihadapi beberapa guru.
System regu banyak macamnya,sebab untuk
satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja,tetapi dapat melibatkan
orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang kita butuhkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan metode ini ialah :
a. Harus
adanya program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut,sehingga
betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing guru dalam team
tersebut.
b. Membagi
tugas tiap topic kepada guru tersebut,sehingga masalah bimbingan pada siswa
terarah dengan baik.
c. Setiap
anggota dalam satu regu harus memiliki pandangan/pengertian yang sama.
d. Harus
dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidakhadiran seorang guru
anggota team tersebut.
j.
Metode
Latihan (drill)
Metode latihan pada umumnya digunakan
untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah
dipelajari.
Mengingat latihan ini kurang mengembangkan
bakat/inisiatif siswa untuk berpikir,maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan
tingkat kewajaran metode ini.
a. Latihan,wajar
digunakan untuk hal-hal yang bersifat
motorik,seperti menulis,permainan,pembuatan dan lain-lain.
b. Untuk
melatih kecakapan mental,misalnya perhitungan pengunaan rumus-rumus dan
lain-lain.
c. Untuk
melatih hubungan,tanggapan,seperti penggunaan bahasa,grafik,simbul peta dan
lain-lain.
Perinsip
dan petunjuk menggunakan metode ini :
a. Siswa
harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
b. Latihan
untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis,mula-mula kurang berhasil
lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.
c. Latihan
tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.
d. Harus
disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
e. Proses
latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.
k.
Metode
Karyawisata (Field-trip).
Karyawisata
dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan
karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar
kelas dalam rangka belajar.
Karyawisata dalam waktu yang lama dan
tempat yang jauh disebut study tour.
Langkah-langkah
pokok dalam metode ini :
1. Perencanaan
karyawisata.
a. Merumuskan
tujuan karyawisata.
b. Menetapkan
objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
c. Menetapkan
lamanya karyawisata.
d. Menyusun
rencana belajar bagi siswa selama karyawisata.
e. Merencanakan
perlengkapan belajar yang harus diserahkan.
2. Langkah
pelaksanaan karyawisata
Dalam
fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan
bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarakan kepada tujuan yang telah
ditetapkan pada fase perencanaan diatas.
3. Tindak
lanjut.
Pada
akhir karyawisata siswa haru diminta laporannya baik lisan maupun tertulis,
yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.
l.
Metode Resource Person
(manusia sumber)
Metode resource person dimaksudkan ialah
orang luar (bukan guru) memberikan pelajaran kepada siswa. Orang luar ini
diharapkan memiliki keahlian khusus,misalnya : Petugas Penyuluh Lapangan
Pertanian diminta untuk memberikan penjelasan tentang Pasca Usaha Tani di depan
kelas. Bisa juga siswa mengunjungi ke tempat resourch person. Tapi bisa pula
sebaliknya,yakni resource person diundang ke sekolah,cara ini disebut
reourch-visitor.
Petunjuk menggunakannya :
1. Persiapan
Beberapa
hal yang harus diperhatikan ialah : Tujuan yang akan dicapai dengan adanya
resource person,orang yang akan dijadikan resource,materi apa yang akan diminta
diajarkan kepada siswa,berapa lama ia akan mengajar dan lain-lain.
2. Pelaksanaan
resource person mengajar
Dalam
pelaksanaan ini perlu diperhatikan kegiatan belajar siswa seperti Tanya
jawab,diskusi,antar siswa dengan resource tadi.
m.
Metode
Survei Masyarakat
Pada
dasarnya survey berarti cara untuk memperoleh informasi atau keterangan dari sejumlah
unit tertentu dengan jalan observasi dan komunikasi langsung. Masalah-masalah
yang dipelajari dalam survey ialah masalah-masalah dalam kehidupan social.
Untuk mempelajari masalah-masalah social atau masalah yang terjadi pada
masyarakat dapat digunakan observasi dan wawancara.
Observasi adalah pengamatan terhadap
gejala atau tingkah laku tertentu dari obyek yang diselidiki baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dibedakan; observasi
langsung dan tidak langsung (menggunakan alat).
Wawancara adalah komunikasi langsung
antara pewawancara dengan yang diwawancara untuk mengungkap persoalan yang
diinginkan. Wawancara dilakukan dalam situasi yang bebas penuh keakraban
sehingga yang diwawancara dapat mengemukakan pendapatnya secara bebas dan
perasaan senang.
n.
Metode
Simulasi
Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan
sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang
bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi atau bermain
peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan
yang sebenarnya.
Simulasi sebagai metode mengajar bertujuan
untuk :
a. Melatih
ketrampilan tertentu baik bersifat professional maupun bagi kehidupan
sehari-hari.
b. Memperoleh
pemahaman tentang suatu konsep atau perinsip.
c. Melatih
memecahkan masalah.
d. Meningkatkan
keaktifan belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir
serupa dengan kejadian yang sebenarnya.
e. Memberikan
motivasi belajar kepada siswa.
f. Melatih
siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok.
g. Menumbuhkan
daya kreatif siswa.
h. Melatih
siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Bentuk
simulasi
Peer
teaching, yaitu latihan mengajar yang dilakukan
oleh siswa kepada teman-teman calon guru.
Sosiodrama
yaitu bermain peranan yang ditujukan untuk menentukan alternative pemecahan
masalah social.
Tujuan
sosiodrama agar siswa dapat menghargai dan menghayati perasaan orang
lain,memupuk rasa tanggung jawab pada diri siswa.
Psikodrama
yaitu bermain peranan yang ditujukan agar siswa memperoleh (pemahaman) yang
lebih baik tentang dirinya,dapat menemukan konsep sendiri dan dapat menyatakan
reaksinya terhadap tekanan yang menimpa dirinya. Dengan demikian psikodrama
dilakukan untuk maksud terapi;(masalah yang bersifat psikologis).
Simulasi
game yaitu bermain peranan; para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui permainan dengan memenuhi peraturan yang ditetapkan.
Role
Playing yaitu bermain peranan yang ditujukan untuk mengkreasi kembali peristiwa
masa lampau,mengkreasi kemungkinan masa depan,mengekspose kejadian masa kini
dan sebagainya.
Langkah-langkah
pelaksanaan simulasi :
-
Guru menentukan topic
dan tujuan simulasi (akan lebih baik jika dipilih bersama siswa),
-
Guru memberi gambaran
garis besar situasi yang akan disimulasikan.
-
Guru membentuk
kelompok,peranan,ruangan,materi dan alat yang diperlukan,
-
Guru memilih
pemain (pemegang) peranan,
-
Guru memberi penjelasan
kepada kelompok dan pemain peranan tentang hal-hal yang harus dilakukan.
-
Guru memberi kesempatan
bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang berkenaan dengan simulasi.
-
Guru memberi kesempatan
kepada kelompok dan pemain peranan untuk menyiapakan diri.
-
Guru menetapkan waktu
untuk melaksanakan simulasi.
-
Siswa melaksanakan
simulasi guru mengawasi,memberi saran,untuk kelancaran simulasi.
-
Siswa secara
berkelompok mendiskusikan hasil simulasi.
-
Siswa membuat
kesimpulan hasil simulasi.
2.Praktek penggunaan
metode mengajar
Dalam
prakteknya metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri tetapi merupakan
kombinasi dari beberapa metode mengajar.
a.
Ceramah,Tanya
Jawab dan Tugas
Mengingat
ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan,maka penggunaannya harus didukung
dengan alat dan media atau dengan metode lain. Oleh sebab itu setelah guru
memberikan kesempatan kepada muridnya mengadakan Tanya jawab. Tanya jawab ini
diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan
guru melalui metode ceramah.
Untuk
lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan/materi yang telah
disampaikan,maka pada tahap selanjuntnya siswa diberi tugas misalnya membuat
kesimpulan/generalisasi hasil ceramah,mengerjakan pekerjaan rumah,diskusi dan
lain-lain.
b.
Ceramah,Diskusi
dan Tugas.
Penggunaan
ketiga jenis metode mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan pemberian
informasi kepada siswa tentang materi/bahan yang akan didiskusikan oleh siswa
lalu memberikan masalah untuk didiskusikan,kemudian diikuti dengan tugas-tugas
yang harus dilakukan siswa.
Ceramah
dimaksudkan untuk memberikan penjelasan/informasi mengenai bahan yang akan
dibahas dalam diskusi,sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Pada akhir kegiatan diskusi siswa diberikan
beberapa tugas yang harus dikerjakan saat itu juga. Maksudnya untuk mengetahui
hasil yang dicapai siswa melalui diskusi tersebut. Dengan demikian tugas ini
sekaligus merupakan umpan balik bagi guru terhadap hasil diskusi yang dilakukan
siswa.
c.
Ceramah,Demonstrasi
dan Eksperimen
Penggunaan
metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun yang
didemonstrasikan baik oleh guru maupun oleh siswa tanpa diikuti dengan
eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif.
Dalam
melaksanakan demonstrasi seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstrasikan
(biasanya suatu proses),sehingga semua siswa dapat mengikuti jalannya
demonstrasi tersebut dengan baik.
Metode
eksperimen ialah metode yang siswanya mencoba mempraktekkan suatu proses
tersebut,setelah melihat/menggamati apa yang telah didemonstrasikan oleh
seorang demonstrator. Eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan
kebenaran sesuatu,misalnya menguji suatu hipotesis.
Dalam
pelaksanaanya,metode demonstrasi dan eksperimen dapat digabungkan,artinya
setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti dengan eksperimen dengan
disertai penjelasan secara lisan (ceramah).
d.
Ceramah,Sosiodrama
dan Diskusi
Sebelum
metode sosiodrama digunakan,terlebih dahulu harus diawali dengan penjelasan
dari guru tentang situasi social yang akan didramatisasikan oleh para pelaku.
Tanpa diberikan penjelasan tersebut, siswa tidak akan dapat melakukan
peranannya dengan baik. Oleh sebab itu ceramah mengenai masalah social yang
akan didemonstrasikan penting sekali dilaksanakan sebelum melakukan sosiodrama.
Sosiodrama
adalah sandiwara tanpa script (naskah) tanpa latihan terlebih dahulu sehingga
dilakukan secara spontan. Masalah yang didramatisasikan adalah mengenai situasi
social. Sosiodrama akan menarik bila pada situasi yang sedang memuncak,
kemudian dihentikan. Selanjutnya diadakan diskusi bagaimana jalan cerita
seterusnya atau pemecahan masalah selanjutnya.
e.
Ceramah,Problem
Solving dan Tugas
Pada
saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya timbul suatu
persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara
lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan
masalah atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian akhiri dengan
tugas-tugas,baik individu maupun tugas kelompok sehingga siswa melakukan tukar
pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
f.
Ceramah,Demonstrasi
dan Latihan.
Metode
latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan
dari bahan yang dipelajarinya. Oleh sebab itu metode ceramah dapat digunakan
sebelum maupun sesudah latihan dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk memberi
penjelasan pada siswa mengenai bentuk ketrampilan tertentu yang hendak
dilakukannya.
Demonstrasi
disini dimaksudkan untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu ketrampilan
yang akan dipelajari siswa.
Disamping
kombinasi diatas masih terbuka adanya kombinasi lain. Bahkan tidak mustahil
kombinasi metode mengajar dapat dibuat untuk dua atau empat metode mengajar.
Kesimpulan
Metode mengajar adalah cara yang digunakan
guru dalam mengadakan interaksi antara guru dengan siswa. Metode mengajar
beraneka ragam jenisnya dan setiap metode mengajar ada kelemahan atau
kelebihannya masing-masing.
Dalam praktek mengajar mustahil hanya
menggunakan satu metode mengajar. Kombinasi penggunaan dari beberapa metode
mengajar merupakan keharusan dalam praktek mengajar.
Kombinasi metode mengajar antara dua
sampai tiga metode mengajar merupakan suatu keharusan dalam proses belajar mengajar.
Metode ceramah sekalipun banyak kelemahannya tidak mungkin ditinggalkan, sebab
ceramah diperlukan untuk menyampaiakan informasi melalui penuturan bahan secara
verbal. Ceramah dapat digunakan pada awal kegiatan belajar-mengajar sebagai
pengantar kegiatan dan pada akhir pelajaran sebagai penutup pelajaran,misalnya
dalam mengumpulkan bahan pelajaran. Namun ceramah tidak wajar digunakan secara
mandiri tanpa bantuan atau menggunakan metode mengajar lainnya.
Dengan metode mengajar yang telah disampaikan
diatas diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa dengan kata lain
terciptalah interaksi edukatif, dalam interaksi ini guru berperan sebagai
penggerak atau pembimbing,sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan baik
kalau siswa aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang
baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar, Nana Sudjana, Sinar Baru Algensindo Bandung, 2009.
2.
Kecerdasan
Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Daniel Golman, Gramedia, Jakarta, 2001.
3.
Perkembangan
Peserta Didik, H.Sunarto, Ny. B Agung Hartono, PT Renika Cipta, Jakarta, 2002.
4.
Psikologi
Pendidikan, Suryabrata, CV Rajawali, Jakarta 1991.
5.
Psikologi
Perkembangan, Hurlock, Erlangga, Jakarta 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar